Silsilah Mangkunegara X dan Dinamika Upacara Penobatan Raja Muda
3 min readSilsilah Mangkunegara X dan Dinamika Upacara Penobatan Raja Muda – Ascendenza di Mangkunegara Istana Mangkunegara Mangkunegara didirikan oleh Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa pada tahun 1757 dengan gelar KGPAA Mangkunegara I. Kadipaten Mangkunegaran merupakan salah satu dari 4 kerajaan Islam yang merupakan mataram tersendiri, Surakarta Hadiningrat Kasunanan di Solo di Kesultanan Hadiningrat Yogyakarta pada tahun Pakualaman Kadipaten di Yogyakarta.
Silsilah Mangkunegara X dan Dinamika Upacara Penobatan Raja Muda
dodingtonfamily – Keberadaan Keraton Surakarta dan Candi Mangkunegaran masih diakui sebagai lembaga adat. Namun sedikit yang membedakan Kesultanan Yogyakarta dengan Candi Pakualaman.
Di Yogyakarta, sultan dan Pakubuwana yang berkuasa menerima hak politik dan pemerintahan dan secara otomatis diangkat menjadi gubernur dan wakil gubernur. Di Surakarta tidak demikian.
Sejarah Singkat Kadipaten Mangkunegaran
Kadipaten Mangkunegaran didirikan oleh Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa berdasarkan Perjanjian Salatiga tanggal 17 Maret 1757.
Pertama, wilayah Kesultanan Islam Mataram pertama kali dipecah menjadi 2 kerajaan yaitu Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta berdasarkan Perjanjian Giyanti tanggal 17 Februari 1755.
n Mangkunegaran secara resmi . menjadi kerajaan ketiga yang berstatus kadipaten atau kepangeranan dan diperintah oleh seorang adipati. Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa dinobatkan dengan gelar KGPAA Mangkunegara I. Keraton Mangkunegara – dan Pakualaman di Yogyakarta yang didirikan pada tanggal 17 Maret 1813, kemudian disebut dukat atau candi. Berbeda dengan Sultan Yogyakarta dan Sunan Surakarta yang menyebut istananya keraton.
Namun kedudukan adipati di Mangkunegaran dan Pakualaman mempunyai kewenangan yang sama dengan raja. Adipati berhak atas wilayahnya, seperti halnya Sultan Yogyakarta atau Susuhunan Surakarta.
Pohon Keluarga Mangkunegara -1974), Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan dan Keamanan (1983-1987). , dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang (1987-1991).
Dari Prisca Marina, KGPAA Mangkunegara IX dikaruniai dua orang anak yakni GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo dan GRAj. Ancillasura Marina Sudjiwo
Baca Juga : Putra Orang Terkaya di Asia Menikah Dalam Pernikahan Paling Aneh
Pernikahan dengan Prisca Marina yang dilangsungkan pada tahun 1990 merupakan pernikahan kedua KGPAA Mangkunegara IX. Sebelumnya Mangkunegara IX pernah menikah dengan Sukmawati Sukarnoputri, salah satu putri Presiden pertama RI Ir Soukarno
Pernikahan KGPAA Mangkunegara IX dengan Sukmawati Sukarnoputri yang berakhir pada tahun 1983 dikaruniai dua orang anak, sebut saja Putri. G. Agung Suniwati atau Menur.
Di antara anak-anak KGPAA Mangkunegara IX yang kemudian dinobatkan sebagai kepala Kadipaten Mangkunegara, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo dinobatkan sebagai KGPAA Mangkunegara X.
Dinamika penobatan Mangkunegara Agustus 2021, KGPAA telah tiada. . Saat itu Pura Mangkunegaran belum mempunyai putra mahkota sehingga tahtanya tetap kosong selama enam bulan.
Pada tanggal 1 Maret 2022, pembesar Kadipaten Mangkunegaran mengumumkan pewaris takhta adalah GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, putra KGPAA Mangkunegara IX dari Permaisuri.
Penobatan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai KGPAA Mangkunegara X berlangsung pada 12 Maret 2022 dan mengalami banyak dinamika.
Selain masih sangat muda, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo bukanlah anak sulung KGPAA Mangkunegara IX meski lahir dari permaisuri.
Namun dalam sejarah suksesi Kadipaten Mangkunegaran, tidak ada paugeran (hukum adat) yang ditetapkan mengenai putra mahkota. Semua anak raja/adipati mempunyai kesempatan yang sama untuk naik takhta.
Baca Juga : This is a World Dinosaur Museum
Istana Mangkunegaran
Tidak hanya itu. GPH Bhre Cakrautomo Wira Sudjiwo awalnya ragu apakah ia akan dinobatkan sebagai Adipati Mangkunegaran, karena ia ternyata bukan seorang Muslim sesuai agama keluarga besar ibunya.
Pertanyaan keagamaan ini mengkhawatirkan karena Kadipaten Mangkunegaran merupakan bagian dari Kesultanan Islam Mataram dan pemimpinnya tentunya harus beragama Islam seperti raja-raja sebelumnya.
Terlepas dari semua momentum tersebut, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo akhirnya menjabat sebagai KGPAA Mangkunegara X. Ia juga dikabarkan masuk Islam sebelum dinobatkan.
Mangkunegara
Pada tahun 2022, Kota Solo menjadi salah satu tuan rumah pertemuan delegasi Kelompok Kerja Perdagangan, Industri dan Investasi (TIIWG) G20 tahun 2022. Kadipaten Mangkunegaran turut menyukseskan acara ini dengan menjadi tuan rumah gala dinner G20.
Langkah serupa juga dilakukan saat tarian Pra-ASEAN Games, foto pakaian adat, dan penyiapan makanan khas Apem